Minggu, 08 Juni 2008

Intermezzo

Lama sekali ku tak menulis di sini. Setidaknya untuk dua bulan, atau mungkin tiga bulan ke belakang, entahlah, ku tak terlalu ingat. Terakhir kali aku berjanji pada Joshua, Wil, dan Rainer untuk meng-up date blog ini dengan postingan hebat, tapi ternyata ku tak menyisakan banyak waktu untuk menyulap blog ini menjadi sefuntastic seperti yang kujanjikan dulu. Aku minta maaf. Tapi tentunya ini bukan karena tanpa alasan; ada banyak hal yang bisa kujadikan apologi. Hal-hal yang kini membuatku seakan sendirian di rimba yang tak berujung, hal-hal yang sekejap saja menghilangkan banyak hal dariku, bahkan mungkin diriku sendiri. Entah.

Ini berawal saat ku mulai lebih akrab dengan orang paling berpengaruh nomor dua sedunia, Newton. Dia menyapaku hangat dengan konsep dasarnya tentang gerak, menceritakan kembali padaku apa yang pernah dikatakan guru fisikaku beberapa tahun lalu. s = vt, ya, materi yang sekarang menjadi makanan adikku di SD pada pelajaran matematika. Kemudian dia melanjutkan dengan konsep kekekalan momentum, sentrifugal, dan hal-hal lain yang seakan baru saja ku temui hari ini.

Tapi bukan itu yang akan kita bicarakan sekarang. Aku hanya ingin menulis ringan dan bukan membuat kepala kita berputar-putar dengan relativitas Einstein atau hukum gravitasi universal Newton, setidaknya untuk saat ini.

Bagaimana perasaan kalian di DA sekarang? Masihkah seperti terkurung dalam sebuah penjara suci? Kukira tidak. Kakak kelasku bilang bahwa sekarang DA seperti sebuah spiteng, tempat pembuangan kotoran. Hanya ada beberapa butir emas yang tersisa, dan kalau emas-emas itu pergi, keluar, maka sempurnalah DA menjadi sebuah spiteng, lengkaplah demetamorfosis kita. Tapi menurutku tidak, DA sama sekali bukan tempat sekotor itu (dan tentunya kita tak rela untuk disebut penghuni tempat semacam itu kan?), sebuah reduksi yang begitu kejam fikirku. DA adalah sebuah rimba liar yang angker dan buas, dan kita adalah pendekar dadakan (kukira itulah yang cocok) yang menjelajahi hutan ini untuk satu misi. Camkan ini, di hutan yang kita jejaki ada setangkai mawar merah bercahaya yang dinantikan banyak orang di luar sana, bahkan oleh dunia sekalipun. Dan misi kita adalah mendapatkannya, membawanya keluar lalu menancapkannya di pusat kota tempat kita tinggal yang sudah terselubungi kabut gelap. Kita harus membawanya, harus.

Sayangnya ini tak semudah membalikkan telapak tangan; ada banyak hewan buas dan mawar palsu yang menyilaukan cahaya palsu dan hanya akan mematikan kita dengan racunnya. Sayangnya ini tidaklah semudah berucap ’aku akan belajar’ karena ternyata kita banyak tertipu oleh idealisme palsu bahwa masuk kelas hanya unktuk anak kecil. Sayangnya ini dak semudah berjanji untuk menjadi soleh karena kita sudah begitu jauh tergiring pada titik salah. Sayangnya ini tak sesederhana kehidupan remaja karena kita kita sudah harus menghadapi kekerasan politik, perbedaan kelas sosial, sampai senioritas angkatan. Sayangnya ini tak sekecil, segampang, seenteng, dan semenyenangkan yang pernah kita kira seumur hidup!

Yah, mungkin untuk sekedar perbandingan, ku juga berfikir bahwa anak-anak di luar sana sama-sama mencari mawar. Seperti kita. Hanya bedanya mereka pergi diantar Papa mama mereka dengan mobil peugeotnya yang berkilauan, menuju toko bunga di tengah kota! Sambil menikmati pemandangan gedung pencakar langit yang megah, mereka dapat mencarinya sambil mampi-mampir ke toko es krim untuk sekedar mencicipi conello. Hm...

Tapi aku ingatkan kawan, mawar yang kita cari adalah mawar yang bercahaya. Mawar yang tak hanya dipakai untuk mengungkapkan perasaan sayang atau menghias taman kota yang gelap dan semakin kabur. Bukan hanya teknologi yang kita kejar, bukan! Bukan juga sekedar astronomi untuk mengetahui ramalan cuaca, biologi untuk membedah orang sakit, dan fisika untuk membuat pesawat. Bukan hanya itu kawan, kita membawa cahaya, sinar yang menerangi kota gulita ini seterang-terangnya.

Kita akan membawanya, harus!

Aku sudah harus bersiap-siap berangkat ke Garut. Kita sudah harus menghadapi THB sekarang. Fuih! Biarlah. Aku janji, Insya Allah libur setelah bagi rapor akan ku update blog ini. Banyak hal yang harus diubah di sini. Banyak juga cerita hebat yang menanti kita di IRM Fair nanti. Oke, sampai nanti dan selamat berjuang!