Kamis, 10 Juli 2008

Mesin Waktu, Mungkinkah? (Chapter 1)

‘Hm, kalau saja bisa kembali ke masa lalu, aku akan..’ siapa yang pernah bergumam seperti itu? Kita semua! Kau, aku, mereka, kerap kali menyesali kenyataan, menyalahkan diri sendiri untuk segala hal yang kita lakukan dulu. Kenapa dulu tak benar-benar serius belajar, kenapa dulu sering bolos sekolah, kenapa dulu.. ah, terlalu banyak kenapa yang hanya akan membuat kita lemas, dan kitapun mulai putus asa. Akan tetapi, pernahkah terlintas dalam sesal kita pertanyaan kenapa tidak kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya? Hm..

Mungkinkah? Tidak! Mungkinkah? Tidak! Itulah jawaban yang dapat dipastikan langsung membungkam mulut kita bahkan sebelum pertanyaannya keluar semua dari tenggorokan. Perusahaan sepatu NIKEpun akan berfikir sepuluh kali sebelum ia menjawab dengan mottonya, ‘impossible is nothing’, atau mungkin ia akan mengganti mottonya untuk masalah ini sebelum digugat pengadilan karena menyebarkan teori yang bohong. Alih-alih memikirkan kata orang, mari kita berbicara sedikit tentang apa itu mesin waktu.

Dunia yang kita jejaki adalah sebuah tempat empat dimensi, begitu kata Einstein. Tiga dimensi ruang (panjang, lebar, dan tinggi), dan satu dimensi waktu. Keempat dimensi itu (ruang-waktu) merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisah-pisah. Artinya, di mana ada ruang, di situ juga ada waktunya. Contoh sangat sederhananya adalah ketika kita menyatakan ada di Garut, maka kita juga menyatakan waktu di sana. Misalnya di Ciledug pukul 05.00. Lantas apa hubungannya dengan mesin waktu? Sabar, kita butuh sedikit pengetahuan tentang geometri untuk masalah ini.

Sedikit ilmu tentang geometri Euklid akan banyak membantu di sini. Luas persegi panjang adalah panjang kali lebar, volum tabung adalah π kali kuadrat jari-jari kali tinggi, itu sudah banyak kita pelajari. Tapi masalahnya sekarang, bagaimana hubungannya dengan waktu? Kita dapat menyatakan panjang waktu sebagai lamanya suatu kejadian, lantas, bagaimana dengan luas waktu, volum waktu? Hei, tunggu, kata siapa juga waktu mempunyai volum? Konyol!

Ya, kau boleh mngenggapnya pertanyaan konyol, tapi coba dengarkan dulu. Persegi panjang dapat mempunyai luas karena ia merupakan hasil dari sebuah garis lurus yang melengkung pada satu titik. Ia punya empat lengkungan. Bagun-bangun lainpun demikian. Artinya, semua benda di dunia mempunyai luas dan volum karena adanya lengkungan. Kalau lengkungan dapat menghasilkan luas dan volum dalam ruang, maka bagaimana kalau lengkungan itu terjadi dalam waktu? Maksudku, kalau waktu melengkung, maka berapa luas dan volumnya? Ha, bukan itu yang akan kita bicarakan sekarang, itu hanya intermezzo saja.

Wait, waktu melengkung? Ya, waktu bisa melengkung. Kata Einstein gravitasi menyebabkan ruang dan waktu melengkung. Semakin besar gravitasi, maka semakin besar lengkungannya. Dan sekarang bayangkan kalau asalnya waktu merupakan bidang lurus, lantas bidang itu dilengkungkan dengan sangat tajam sampai ada satu titik di masa lalu yang bersatu dengan titik lain di masa depan, dan kita buat lorong di tengahnya, maka jadilah mesin waktu. Kita bisa pergi ke masa depan lewat lorong itu!

Sudah sempurnakah mesin waktu kita? Belum, terlalu jauh untuk itu! Kita masih butuh proses panjang, mulai dari mencari benda bergravitasi super tinggi dengan volum relatif kecil, menggerakkannya dengan kecepata cahaya, mencari benda eksotik, dan merumuskan banyak hal yang belum terpecahkan. Mungkin kita akan membicarakannya di bab selanjutnya, nanti.

Kita masih punya konsep paling sederhana yang berbeda tentang mesin waktu. Berdasarkan relativitas Einstein, waktu akan memanjang dan memendek untuk menjaga kecepatan cahaya agar tetap konstan, artinya agar kecepatannya tetap, yaitu 300 ribu kilometer per detik. Di manapun kita berada di jagad raya ini, kecepatan cahaya akan tetap seperti itu. lantas, bagaimana jika cahaya itu berada dalam kereta yang katakanlah berlari dengan kecepatan 30 kilometer per jam? Bukankah harusnya kecepatan cahaya itu bertambah sebesar kecepatan kereta ( Vt = Vo + V )? Ya, harusnya seperti itu, tapi waktu selalu mencegah hal itu terjadi. Maka ia memanjang dan memendek. Semakin tinggi kecepatan, maka semakin melambat waktu. Jika kecepatan itu dapat mencapai kecepatan cahaya, maka waktu akan berhenti, dan jika melebihi kecepatan cahaya, maka waktu akan mundur! Lantas, untuk kembali ke masa lalu, tinggal bergerak saja dengan kecepatan melebihi cahaya. Eit, tunggu dulu, tak semudah itu bung! Kita akan hancur karena gaya ini itu.

Lantas mesin waktu, mungkinkah? Kita lanjutkan nanti, Insya Allah.

0 komentar: