Sabtu, 30 Agustus 2008

Saatnya Ekspansi


–Ruang ini sudah benar-benar sesak, kian hari terasa semakin mengecil. Entah mungkin karena sekarang kita sudah tumbuh besar. Maka saatnya luaskan kamar kita.

Lima tahun sudah di sini. Menghabiskan masa-masa SMP dan SMA dalam kehidupan yang aneh. Kita telah melewati hari-hari panjang bersama perasaan yang campur aduk, sekali lagi dalam dunia aneh ini. Sampai kita menyatu dengannya, dan mungkin kini kita telah menjadi orang-orang aneh untuk ukuran anak SMA. Entahlah.

Bukan itu yang akan kita bicarakan, karena aneh tidak selalu berarti buruk, bahkan sebaliknya, justeru seringkali memiliki makna tersendiri. Dan ku fikir tak masalah dengan itu. Tak masalah dengan sebutan aneh untuk anak SMA yang selalu digiring ke mesjid 5 kali sehari sementara anak-anak di luar sana tidak, dengan jadwal bagun jam 5 subuh kita dan bel keluar jam 9 malam sementara mereka yang di luar sana tidak, atau dengan kegiatan organisasi kita yang katanya sekelas mahasiswa sementara mereka di luar sana tidak. Juga karena kita sekedar tak tahu film up to date di 21, jarang nonton konser, dan tak banyak nongkrong di mall. Semua itu aneh, tapi tak buruk menurutku.

Ruang sempit kita yang akan kita bongkar di sini, kawan. Ruang tempat kita hidup dan bernafas, ruang yang kita buat sejak dulu, ruang yang kita susun dari angan dan khayalan, ruang yang sudah kita buat, ruang tempat kita berjalan, berkeliling, sekarang dan nanti: idealisme, cita-cita, kesadaran kita. Itulah yang akan kita bongkar sekarang.

Aku tertarik dengan kata-kata seorang guru BP tempo hari. Orang sukses adalah orang yang bisa berfikir jauh ke depan, bukan orang yang hanya memikirkan sejengkal dua jengkal dari kepalanya. Ya, orang sukses adalah orang yang sudah memikirkan apa yang harus ia lakukan 10-20 tahun ke depan, orang sukses adalah ia yang sudah menentukan sendiri akan jadi apa 15 tahun ke depan. Dan bukan sekedar bersantai-santai memainkan asap rokok di warung seberang saat jam bahasa Inggris dengan alasan klasik: kagok teu bisa, atau sangat polosnya, bisi ngadosa moyokan guru! Orang sukses adalah dia yang punya idealisme tinggi, cita-cita yang jauh.

Itulah ruangan kita. Fikiran-fikiran dan cita-cita itu kini mencetak tindakan-tindakan kita. Apa yang kita buat, yang kita pelajari, semuanya dipengaruhi angan itu. Sederhananya, kita berjalan-jalan di ruangan yang kita buat sendiri. Lantas, sebesar apa kita sudah membuatnya? Sejauh apa kita menyusun lantainya, sekuat apa kita menegakkan tiangnya, dan seleluasa apa kita bisa berjalan sekarang? Sebesar apa cita-cita kita?

Kelas kosong! Hanya 15 dari 44 santri kala itu. DA kosong, hanya beberapa dari kita yang muncul kala itu. mesjid kosong, hanya beberapa jas biru bersujud saat itu. Mungkin kita harus kembali bertanya, seberapa besar kita telah membangun ruangan ini? Cukup luaskah? Kurasa tidak. Maka sekarang kita butuh ekspansi, kita butuh perluasan cita-cita kita sendiri. Kita butuh penguatan kesadaran kita sendiri.

Aku sering mendengar keluhan pesimis akan masa depan kita. Ah, itulah kesalahan pertama. Kita telah membatasi ruangan sendiri dengan sangat sempit. Saat dulu kau berkata aku tak kan bisa, maka itulah ruang hidupmu. Kau akan terus berputar-putar di sana. Kau akan terus bertindak sebagai orang yang tidak bisa. Ketika kau dulu bilang pesimis untuk sukses, maka itulah ruang sempitmu.

Kini kita butuh ekspansi, kawan. Kita butuh perluasan angan dan cita-cita. Berfikirlah kau akan sukses, yakinlah kau akan berguna. Setelah itu berjalan-ja.lanlah di sana. Dan kau akan mempunyai ruang yang lebih luas dari sekedar kamar tidur tempatmu bermalas-malasan. Kau akan mempunyai kelas untuk belajar, mesjid untuk bersujud dan berdo’a, perpustakaan untuk membaca, dan universitas untuk berjuang. Kau akan mempunyai lebih dari sekedar kamar tidur, lebih dari sekedar kasur kecil itu!

Semua belum terlambat, maka beranganlah. Lakukan ekspansi, dan hiduplah di ruangan luas, di ala mini. Jangan kunci dirimu di kamar sendirian, kawan! Berjuanglah!

1 komentar:

Fajar Fauzi Hakim mengatakan...

wow, bagaimanapun jangan terlalu terfokus pada cita-cita dan tujuan ya. rencanakan dan simpan masa depan di suatu tempat yang tidak akan mengganggumu untuk menikmati proses-proses penting menuju cita-cita tersebut.

mungkin di hati.